Rabu, 01 Mei 2013

makalah syock obstetri


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Syok Obstetrik tepat waktu. Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV.
Tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita yang masih banyak kekurangan dalam ilmu pengetahuan.
Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan dalam makalah selanjutnya.

Penulis



Yogyakarta,    April  2013

 






 


DAFTAR ISI


A.      Latar Belakang. 1
B.      Tujuan. 1
A.      Kesimpulan. 11
B.      Saran. 12

 









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Secara umum pengertian syok adalah suatu keadaan klinis yang akut pada penderita, dimana berkurangnya darah dalam peredaran darah umum dengan disertai gangguan perfusi dalam jaringan pada tingkat pembuluh-pembuluh darah kapiler jaringan tubuh.
Syok Obstetri adalah syok yang dijumpai dalam kebidanan yang disebabkan baik oleh perdarahan, trauma, atau sebab-sebab lainnya. Gejala klinik syok pada umumnya sama yaitu tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah, pucat, keringat dingin, sianosis jari-jari, sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah, dan akhirnya oliguria/anuria. Klasifikasi syok antara lain syok hipovolemik, syok sepsis (endatoxin shock), syok kardiogenik, dan syok neurogenik. Ada beberapa penanganan kebidanan dalam menghadapi klien yang mengalami syok – syok tersebut, dimana penanganan tersebut dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak dalam proses peesalinan.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui lebih dalam tentang syok obstetrik
2.      Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah ASKEB IV
3.      Mengetahui cara penanganan pada pasien yang mengalami syok obstetrik




BAB II
PEMBAHASAN


1.1   Definisi
Syok obstetrik adalah syok yang dijumpai dalam kebidanan yang disebabkan baik oleh perdarahan, trauma, atau sebab-sebab lainnya, dimana terjadi gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme.  
Gejala klinik syok pada umumnya sama yaitu:
1.      Tekanan darah menurun.
2.      Nadi cepat dan lemah.
3.      Pucat.
4.      Keringat dingin.
5.       Sianosis jari-jari, sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah, dan akhirnya oliguria/anuria.

1.2   Etiologi
Peristiwa-peristiwa kebidanan yang menimbulkan syok antara lain :
1.      Perdarahan
Perdarahan merupakan penyebab utama syok dalam kebidanan. Perdarahan sampai syok antara lain : abortus, kehamilan ektopik, Mola hidatitosa, gangguan pelepasan plasenta, Atonia uteri, plasenta previa, rupture uteri.
2.      Infeksi berat
Infeksi berat sebagai penyebab syok masih sering ditemukan diantaranya adalah syok septik atau syok endotoksik dengan kuman terseringnya yaitu gram negatif. Peristiwa infeksi yang dapat menimbulkan syok adalah : abortus infeksiosus, febris puerperalis yang berat, piolenefritis.

3.      Solusio plasenta
Solusio plasenta yang berat selain karena perdarahan syok juga terjadi karena inversio uteri, syok terjadi disamping karena perdarahan juga bersifat neurogen karena tarikan kuat pada peritoneum, kedua ligamentum infudibulo pelvikum, serta ligamentum rotundum.
4.      Emboli air ketuban
Syok karena emboli air ketuban berlangsung sangat mendadak dan berakhir dengan kematian. Penderita mendadak gelisah, sesak nafas, kejang dan meninggal. Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dan ketuban telah pecah. Karena his yang kuat, air ketuban bersama mekonium, rambut lanugo dan vernik kaseosa masuk kedalam sinus-sinus dalam dinding uterus dan dibawa ke paru-paru.
5.      Supine hipotensive syndrome
Supine hipotensive syndrome terjadi karena adanya tekanan vena kava oleh rahim, sering terjadi pada kehamilan kembar, hidramnion dan kehamilan trimester akhir.

1.3  Tanda dan Gejala Syok Obstetrik
1.      Nadi cepat dan halus (> 100/menit)
2.      Tekanan darah turun (diastolik < 60 mmHg)
3.      Respirasi cepat (> 32/ menit)
4.      Temperatur suhu turun < 36,5 C
5.      Pucat terutama pada konjungtiva, telapak tangan, bibir.
6.      Berkeringat, gelisah, apatis/bingung, pingsan/tidak sadar
7.      Tekanan darah ↓↓ (sistolik < 90 mmHg)
Tanda dan gejala lain:
1.      Pucat (kelopak mata dalam, telapak tangan, sekitar mulut)
2.      Keringat/kulit terasa dingin dan lembab
3.      Urin sedikit (< 30 ml/jam)


1.4   Klasifikasi

1.      Syok Hemoragik
Adalah suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat perdarahan pada:
a.       kehamilan muda, misalnya: Abortus,Kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas (mola hidatidosa).
b.      Perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri.
c.       Perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan laserasi jalan lahir.
Klasifikasi perdarahan :
Kelas
Jumlah Perdarahan
Gejala Klinik
I
15% (Ringan)
Tekana darah dan nadi normal
Tes Tilt (+)
II
20-25% (sedang)
Takikardi-Takipnea
Tekanan nadi < 30 mmHg
Tekanan darah sistolik rendah
Pengisian  darah kapiler lambat
III
30-35% (Berat)
Kulit dingin, berkerut, pucat
Tekanan darah sangat rendah
Gelisah
Oliguria (<30 ml/jam)
Asidosis metabolic (pH < 7.5)
IV
40-45% (sangat berat)
Hipertensi berat
Hanya nadi karotis yang teraba
Syok ireversibel


Penanganan Syok Hemoragik Dalam Kebidanan
            Bila terjadi syok hemoragik dalam kebidanan, segera lakukan resusitasi, berikan oksigen, infuse cairan, dan transfuse darah dengan crossmatched.
            Diagnosis plasenta previa/solusio plasenta dapat dilakukan dengan bantuan USG. Selanjutnya atasi koagulopati  dan lakukan pengawasan janin dengan memonitor denyut jantung janin. Bila terjadi tanda-tanda hipoksia, segera lahirkan anak. Jika terjadi atonia uteri pasca persalinan segera lakukan masase uterus, berikan suntikan metil ergometrin (0,2 mg) IV dan oksitosin IV atau per infuse (20-40 U/I), dan bila gagal menghentikan perdarahan lanjutkan dengan ligasi a hipogastrika atau histerektomi bila anak sudah cukup. Kalau ada pengalaman dan tersedia peralatan dapat dilakukan embolisasi a.iliaka interna dengan bantuan transkateter. Semua laserasi yang ada sebelumnya harus dijahit. 

2.      Syok Neurogenik
Yaitu syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut, pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion), dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti pengangkatan tiba-tiba tumor ovarium yang sangat besar.

3.      Syok Kardiogenik
Yaitu syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.
Tanda klinis
1.   Dilatasi vena-vena di leher
2.  Dispnea
3.  Desah sistol dan diastole
4.  Edema menyeluruh
Penyebab
Setiap syok obstetrik akan berakhir dengan syok kardiogenik, penyebab yang paling sering adalah:
·         Perdarahan berat
·         Hipoksia karena eklampsia atau anesthesia
·         Sindrom mendelson: aspirasi lambung dengan pneumonitis
·         Emboli dengan segala penyebabnya
Penanganan/Pengelolaan
Uluran tangan sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Letakkan pasien dalam posisi dorsal (terlentang) di atas lantai yang keras. Dengan satu ibu jari satu tangan yang tertutup di atas sternum cukup untuk memperbaiki keadaan, kemudian dilanjutkan dengan: tindakan/langkah ABCDEF
·         A-Airway
-          Bersihkan jalan nafas dari muntah, darah, gigi, benda asing dan lain-lain
-          Pertahankan jalan nafas dengan jalan:
o   Menarik mandibula dan lidah
o   Pasang airway
o   Intubasi endotrakeal secepat mungkin
·         B-Breathing
Lakukan salah satu dari tindakan berikut:
-          Respirasi mulut ke mulut
-          Pasang sungkup dan ambubag (balon resusitasi) dengan oksigen 100%
-          Pasang pipa endotrakeal dan lakukan ventilasi tekanan positif yang intermiten
·         C-Cardiac Massage
-          Dengan meletakkan kedua pergelangan tangan di atas sternum, lengan dalam keadaan lurus (ekstensi) berikan tekanan dengan seluruh berat badan ke atas sternum.
-          Lakukan sampai pembuluh darah femoral dan carotid dapat dipalpasi
-         Tekanan yang optimal 60 x/menit dengan pernafasan buatan 15x atau 4:1
·         D-Drip ang drugs
-          Berkan larutan Sodium bikarbonan 8,4 untuk mengatasi asidosis metabolic
-          Berikan dosis awal 100 ml dan selanjutnya 10 ml tiap menit selama sirkulasi belum adekuat.
-          Cardiac Stimulants (inotropic drug): dapat diberkan IV atau intrakardiak
o   Adrenalin 0,5-1,0 mg
o   Atropin 0,6 mg
o   Dopamin 100 mg dalam 500 ml larutan
o   Kalsium kloride 10% larutan
·         E-Elektokardiogram
Untuk menentukan keberhasilan penanganan dan respon terapi
·         Fibrillation treatment
Lakukan defibrilisasi langsung (direct current)

4.      Syok Endotoksik/septic
Merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab utama  adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septik, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.

Gejala-Gejala Syok Septik
1.      Menggigil
2.      Hipotensi
3.      Gangguan mental
4.      Takikardi
5.      Takipnea
6.      Kulit merah
7.      Kulit dingin dan basah, bradikardi, dan sianosis (bila syok bertambah berat)

Penanganan
1.      Penanganan Awal
Penanganan awal sangat penting untuk menyelamatkan jiwa pasien
a)      Nilai kegawatan dengan melakukan pemeriksaan tanda vital
b)    Cegah hipotermi dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah aspirasi
c)     Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui selang atau masker dengan kecepatan 6 sampai 8 liter per menit.
d)    Tinggikan tungkai untuk mebantu beban kerja jantung. Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau mengalami oedem paru maka kembalikan tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru.
Bila hingga langkah akhir tersebut diatas, ternyata tak tampak secara jelas perbaikan kondisi pasien atau minimnya ketersediaan pasokan cairan dan medikamentosa atau adanya gangguan fungsi peralatan yang dibutuhkan bagi upaya pertolongan lanjutan, sebaiknya pasien dipindahkan ke ruang perawatan intensif atau disiapkan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
   Bila ternyata harus dirujuk, pastikan :
a)     Pasien dan keluarganya mendapat penjelasan tentang apa yang              terjadi
b)     Telah dibuatkan surat rujukan
c)      Ada petugas yang menemani dan keluarga sebagai pendonor darah
Bila setelah restorasi cairan masih belum terjadi perbaikan tanda vital, tambahkan obat vasoaktif (dopamine) dengan dosis awal 2,5μgram per kg/BB (dalam larutan gram isotonic). Naikkan perlahan-laha dosis tersebut hingga mendapatkan efek optimal (dosis maksimal 15 sampai 20 μgram/menit). Pertahankan pada dosis yang menunjukkan adanya perbaikan tanda vital. Hentikan dopamine apabila tanda vital mencapai nilai normal dan produksi utrine dalam batas normal.

1.5   Penanganan Syok
Prinip Dasar Penanganan Syok
1.      Tujuan utama pengobatan syok adalah melakukan penanganan awal dan khusus untuk:
·         Menstabilkan kondisi pasien
·         Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah
·         Mengefisiensikan system sirkulasi darah
1.      Setelah pasien stabil tentukkan penyebab syok
Penanganan Awal
1.     Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
2.     Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas.
3.     Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh)
4.     Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memeastikan jalan napasnya terbuka.
5.      Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6.     Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki).

Penanganan Khusus
1.      Mulailah infus intra vena (2 jika memungkinkan dengan menggunakan kanula atau jarum terbesar (no. 6 ukuran terbesar yang tersedia). Darah diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
·        Segera berikan cairan infus (garam fisiologk atau Ringer laktat) awalnya dengan kecepatan 1 liter dalam 15-20 menit
·        Berikan paling sedikit 2 Liter cairan ini pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan
·        Setelah kehilangan cairan dikoreksi, pemberian cairan infuse dipertahankan dalam kecepatan 1 liter per 6-8 jam
·        Catatan: Infus dengan kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam penatalaksanaan syok akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat jumlah cairan yang diperkirakan hilang.
1.      Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lekukakan venous cut-down
2.      Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang. Apabila kondisi pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan cairan. Napas pendek dan pipi yang bengkak merupakan kemungkinan tanda kelebihan pemberian cairan.
3.     Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar. Produksi urin harus diukur dan dicatat.
4.      Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau kanula hidung.











BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Syok Obstetri adalah syok yang dijumpai dalam kebidanan yang disebabkan baik oleh perdarahan, trauma, atau sebab-sebab lainnya. Klasifikasi Syok: Syok hipovolemik, syok sepsis (endatoxin shock), syok kardiogenik, dan syok neurogenik.
Penanganan syok terbagi dua bagian yaitu:
Penanganan Awal
1.      Mintalah bantuan, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
2.      Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas.
3.      Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh)
4.      Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memeastikan jalan napasnya terbuka.
5.      Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6.      Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki)
Penanganan Khusus
Mulailah infus intra vena. Darah diambil sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
B.     Saran
Makalah merupakan salah satu karya tulis yang dapat membantu para pembacanya untuk mendapatkan informasi tertentu.
Untuk itu,bagi para pembaca sebaiknya membaca beberapa sumber atau literatur guna perbandingan.
Kami membuat makalah ini guna untuk mempermudah para pembaca karena dalam makalah kami telah dirangkum beberapa materi referensi dari beberapa buku. Sehingga mudah untuk mendapatkan point-point penting untuk dipahami.



DAFTAR PUSTAKA


Mohtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Ed.2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar